Recent Blog post
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak manusia terjebak dalam perlombaan mengejar dunia: harta, jabatan, dan popularitas. Namun Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia hanyalah tempat singgah sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan utama. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia" (QS. Al-Qashash: 77). Ayat ini mengajarkan keseimbangan, namun penekanan utamanya tetap pada pencarian akhirat.
Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa yang niatnya adalah akhirat, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaannya dalam hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk. Namun barangsiapa yang niatnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di depan matanya, dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi, no. 2465).
Dari ayat dan hadis ini, jelas bahwa prioritas hidup seorang Muslim seharusnya tertuju pada kehidupan akhirat. Ketika seseorang memperbaiki niat dan amal demi ridha Allah, maka dunia akan datang dengan sendirinya—tanpa perlu dikejar secara berlebihan. Konsep ini juga menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada materi, melainkan pada kedekatan dengan Allah SWT.
Mengejar dunia tanpa arah spiritual hanya akan melahirkan kegelisahan. Namun, mengejar akhirat dengan sungguh-sungguh menjadikan dunia sebagai bonus dari Allah SWT. Itulah janji-Nya bagi hamba yang beriman.
Referensi:
-
Al-Qur’an Surah Al-Qashash: 77
-
Hadis Riwayat Tirmidzi No. 2465
-
Tafsir Ibnu Katsir
-
Syarh Riyadhus Shalihin – Syaikh Utsaimin
Kejarlah Akhirat, Maka Dunia Akan Mengikutimu: Pandangan Islam tentang Prioritas Hidup
Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan agung, berjumlah 99 nama sesuai dengan hadis Rasulullah ﷺ. Mengamalkan Asmaul Husna bukan sekadar melafalkannya, tetapi juga merenungi, memahami, dan mengimplementasikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
“Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu...”
(QS. Al-A‘raf: 180)
Ayat ini menegaskan bahwa Asmaul Husna adalah sarana bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan zikir.
1. Pahala dan Kedekatan dengan Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa yang menghafalnya (memahaminya), ia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa menghafal, memahami, dan mengamalkan Asmaul Husna merupakan jalan menuju surga dan bentuk kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya.
2. Membentuk Akhlak Mulia
Mengamalkan Asmaul Husna juga berdampak pada pembentukan karakter seorang muslim. Misalnya, dengan menghayati sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih), seorang muslim terdorong untuk menebarkan kasih sayang kepada sesama. Dengan memahami sifat Al-‘Adl (Maha Adil), seorang muslim belajar untuk berlaku adil dalam setiap aspek kehidupan.
3. Menjadi Sumber Ketenangan Hati
Dzikir dengan Asmaul Husna mendatangkan ketenangan jiwa. Allah ﷻ berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra‘d: 28)
Dengan mengamalkan Asmaul Husna, hati yang gelisah akan lebih damai karena senantiasa merasa dekat dengan Allah.
4. Sarana Terkabulnya Doa
Menggunakan Asmaul Husna dalam doa merupakan sunnah yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Dengan menyebut nama-nama Allah yang sesuai dengan kebutuhan doa, seorang hamba lebih khusyuk dalam bermunajat. Misalnya, ketika meminta rezeki, seorang muslim bisa memohon dengan menyebut Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki).
Kesimpulan
Mengamalkan Asmaul Husna bukan hanya ibadah lisan, tetapi juga penghayatan hati dan pengamalan dalam kehidupan nyata. Keistimewaannya meliputi pahala besar, pembentukan akhlak mulia, ketenangan batin, serta terkabulnya doa. Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri menghafal, memahami, dan mengamalkan Asmaul Husna dalam keseharian.
Referensi
-
Al-Qur’anul Karim: QS. Al-A‘raf: 180, QS. Ar-Ra‘d: 28
-
Shahih Bukhari, Kitab Tauhid, no. 2736
-
Shahih Muslim, Kitab Dzikir, no. 2677
Keistimewaan Mengamalkan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari
Sholat Jumat adalah salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Ibadah ini diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki yang baligh, berakal, dan tidak memiliki udzur syar’i. Keutamaannya tidak hanya sebagai kewajiban mingguan, tetapi juga sebagai sumber keberkahan, ampunan, serta momentum persatuan umat.
Perintah Sholat Jumat dalam Al-Qur’an
Allah SWT dengan jelas memerintahkan kaum muslimin untuk menghadiri sholat Jumat dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 9:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Ayat ini menunjukkan bahwa seruan sholat Jumat harus diutamakan daripada segala urusan duniawi, termasuk perdagangan dan pekerjaan.
Hadits Nabi tentang Keutamaan Sholat Jumat
Rasulullah SAW menegaskan banyak keutamaan sholat Jumat. Dalam hadits riwayat Muslim, beliau bersabda:
“Sholat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa di antara waktu-waktu tersebut, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa sholat Jumat menjadi penghapus dosa kecil antara pekan yang satu dengan pekan berikutnya.
Selain itu, Nabi SAW juga menjelaskan pahala besar bagi yang menjaga adab ketika menghadiri sholat Jumat:
“Barang siapa yang mandi pada hari Jumat, lalu berangkat, mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa berkata sia-sia, maka akan diampuni dosanya antara Jumat tersebut hingga Jumat berikutnya, ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)
Sebaliknya, meninggalkan sholat Jumat tanpa alasan syar’i adalah dosa besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang meninggalkan tiga kali sholat Jumat karena meremehkannya, maka Allah akan menutup hatinya.” (HR. Abu Dawud)
Penutup
Sholat Jumat adalah kesempatan mingguan untuk meraih ampunan, memperkuat iman, serta membangun ukhuwah islamiyah. Dengan memahami dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits, sudah seharusnya setiap muslim menjaga ibadah agung ini dengan penuh kesungguhan.
Referensi
-
Al-Qur’anul Karim, Surah Al-Jumu’ah: 9.
-
Shahih Muslim, Kitab Ath-Thaharah dan Kitab Shalat.
-
Sunan Abu Dawud, Kitab Shalat.
Keutamaan Sholat Jumat: Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Ibadah Penuh Berkah
Sholat Jum'at di Masjid Fisabilillah Green Garden 3: Menggali Hikmah Hijrah Nabi Muhammad SAW
Pada tanggal 11 Juli 2025, Masjid Fisabilillah Green Garden 3 menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan Sholat Jum'at yang khidmat. Bertindak sebagai Khotib dan Imam Jum'at adalah Ustaz Ghozali, yang dalam khotbahnya mengangkat tema "Hikmah Hijrah Nabi Muhammad SAW". Sementara itu, Maudzin Ustaz Kamto membawakan lantunan Adzan yang merdu, memanggil jemaah untuk melaksanakan sholat Jum'at.
Dalam khotbahnya, Ustaz Ghozali menjelaskan tentang pentingnya hijrah dalam kehidupan seorang Muslim. Hijrah bukan hanya sekedar perpindahan tempat, tetapi juga perubahan sikap dan perilaku. Beliau menekankan bahwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah merupakan titik balik penting dalam sejarah Islam, yang menandai dimulainya era baru bagi umat Muslim.
"Hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan contoh bagi kita semua untuk meninggalkan kemaksiatan dan menuju kehidupan yang lebih baik," ujar Ustaz Ghozali. "Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri' (QS. Ar-Ra'd: 11)."
Ustaz Ghozali juga menjelaskan bahwa hijrah Nabi Muhammad SAW tidak dapat dipisahkan dari peran sahabat-sahabat beliau. "Sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW merupakan contoh bagi kita semua dalam menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Ghozali juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, "Muslim yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Muslim yang lemah." Beliau menekankan bahwa hijrah bukan hanya tentang perubahan fisik, tetapi juga tentang perubahan spiritual dan moral.
Sholat Jum'at di Masjid Fisabilillah Green Garden 3 merupakan kesempatan bagi jemaah untuk memperdalam pemahaman tentang Islam dan meningkatkan keimanan. Dengan tema hikmah hijrah Nabi Muhammad SAW, jemaah dapat mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya perubahan diri dan peran sahabat dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Hijrah Nabi Muhammad SAW: Pelajaran Berharga dalam Sholat Jum'at di Masjid Fisabilillah Green Garden 3"
Pada hari Jumat, 20 Juni 2025, Ustaz Muslim dari Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lubuklinggau akan menyampaikan khotbah Jumat dengan tema yang sangat relevan bagi kita semua: "Bahaya Meremehkan Dosa Kecil." Bapak Iwan akan bertindak sebagai muazin.
Seringkali kita merasa aman dengan dosa-dosa kecil, menganggapnya remeh dan tidak akan memberikan dampak besar. Kita mungkin berpikir, "Ah, ini kan cuma sedikit," atau "Semua orang juga melakukannya." Namun, pandangan ini sangat berbahaya dan bisa menjerumuskan kita pada jurang kemaksiatan yang lebih dalam. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 31:
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."
Ayat ini secara implisit menunjukkan bahwa ada dosa-dosa kecil yang bisa dihapus dengan menjauhi dosa besar. Namun, ini bukan berarti kita bisa meremehkan dosa kecil. Justru sebaliknya, dosa kecil yang terus-menerus dilakukan dan diremehkan bisa menjadi dosa besar.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah bersabda:
"Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya dosa-dosa kecil itu berkumpul pada seseorang hingga membinasakannya
Analogi yang sering digunakan adalah seperti kumpulan kerikil. Satu kerikil mungkin tidak berarti apa-apa, tetapi jika kerikil-kerikil itu terus menumpuk, ia bisa menjadi gunung yang menghancurkan. Demikian pula dengan dosa-dosa kecil. Satu dosa kecil mungkin tampak sepele, tetapi jika kita terus-menerus melakukannya tanpa penyesalan, dan bahkan meremehkannya, maka dosa-dosa itu akan menumpuk dan bisa membinasakan keimanan kita.
Meremehkan dosa kecil juga dapat menghilangkan rasa takut kita kepada Allah SWT. Ketika kita terbiasa melakukan dosa kecil tanpa rasa bersalah, hati kita akan menjadi keras dan sulit menerima nasihat. Lama-kelamaan, kita akan kehilangan sensitivitas terhadap keharaman, dan tidak menutup kemungkinan akan terjerumus pada dosa-dosa yang lebih besar.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berhati-hati dan tidak meremehkan dosa sekecil apapun. Segeralah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT atas setiap kesalahan yang kita lakukan. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang bertakwa dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Bahaya Meremehkan Dosa Kecil: Pelajaran dari Al-Qur'an dan Hadis
Sholat Jum'at: Refleksi Akhir dari Ibadah Haji
Pada hari Jumat, tanggal 13 Juni 2025, warga Perum Green Garden 3 akan berkumpul di masjid untuk melaksanakan Sholat Jum'at. Khotib Ustadz Abdullah Fikri dan Muadzin Pak Sukamto akan memimpin ibadah ini dengan tema yang sangat inspiratif, yaitu "Akhir dari Ibadah Haji".
Tema ini sangat relevan dengan musim haji yang akan segera tiba. Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang paling penting, dan akhir dari ibadah haji adalah momen yang sangat bersejarah bagi para jemaah. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah" (QS. Al-Baqarah: 196).
Khotbah Jum'at kali ini akan membahas tentang pentingnya menutup ibadah haji dengan penuh kesyukuran dan kesadaran akan nikmat Allah SWT. Ustadz Abdullah Fikri akan menyampaikan pesan-pesan yang inspiratif untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita semua.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Haji yang mabrur tidak ada balasan lain kecuali surga". Hadis ini menekankan pentingnya melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas dan penuh kesadaran.
Sholat Jum'at ini bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbarui diri dan meningkatkan spiritualitas kita. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk memperoleh hikmah dan pelajaran berharga dari tema yang akan disampaikan oleh Ustadz Abdullah Fikri.
Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sholat Jum'at ini juga menjadi ajang silaturahmi dan ukhuwah islamiyah bagi warga Perum Green Garden 3.
Mari kita hadiri Sholat Jum'at ini dengan penuh kekhusyukan dan kesadaran, serta mari kita jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari khotbah Jum'at kali ini. Aamiin.
Waktu : 13 Juni 2025
Lokasi : Masjid Perum Green Garden 3
Khotib : Ustadz Abdullah Fikri, S.Pd.I
Muadzin : Pak Sukamto
Mari kita hadiri dan ramaikan Sholat Jum'at ini!
Refleksi Akhir dari Ibadah Haji
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, Masjid Fisabilillah kembali melaksanakan kegiatan pemotongan hewan kurban sebagai bagian dari ibadah tahunan yang penuh makna. Tahun ini, panitia kurban Masjid Fisabilillah menerima amanah berupa 3 ekor sapi dan 9 ekor kambing dari para jamaah yang berkurban.
Pemotongan hewan kurban dilaksanakan pada pagi sabtu Tanggal 7 Juni 2025 yang dihadiri oleh puluhan jamaah. Acara berlangsung dengan lancar dan penuh kekhidmatan, dipimpin langsung oleh panitia yang telah dibentuk sejak sebulan sebelumnya. Proses penyembelihan dilakukan sesuai syariat Islam, diawasi oleh ustaz dan tenaga ahli untuk memastikan hewan disembelih secara halal dan tanpa menyakiti.
Menurut Ketua Panitia Kurban Masjid Fisabilillah, Bapak Sobri, kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi antar warga. "Alhamdulillah, tahun ini partisipasi jamaah meningkat. Kami bersyukur bisa menyalurkan daging kurban kepada masyarakat sekitar, terutama yang membutuhkan," ujarnya.
Daging dari 3 sapi dan 9 kambing tersebut dikemas dan dibagikan kepada lebih dari 250 kepala keluarga yang tersebar di lingkungan sekitar masjid, termasuk warga kurang mampu dan para lansia. Pembagian dilakukan secara tertib dan terorganisir untuk menghindari kerumunan.
Kegiatan pemotongan hewan kurban di Masjid Fisabilillah telah menjadi agenda rutin tahunan yang dinantikan warga. Selain sebagai bentuk ibadah, momen ini juga memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan, Masjid Fisabilillah berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang dan membawa berkah bagi seluruh jamaah serta masyarakat sekitarnya.
Masjid Fisabilillah Laksanakan Pemotongan Hewan Kurban: 3 Sapi dan 9 Kambing
Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, Majelis Taklim Masjid Fisabilillah yang berlokasi di Perumahan Green Garden 3, menggelar sholat tasbih bersama pada Minggu (23/2). Kegiatan ini diikuti oleh jamaah masjid dan warga sekitar yang ingin mempersiapkan diri secara spiritual dalam menyambut bulan penuh berkah.
Sholat tasbih dilaksanakan ba’da Isya dan dipimpin oleh imam masjid setempat. Setelah sholat, acara dilanjutkan dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Harmaini, S.Pd. Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan pentingnya meningkatkan ibadah dan memperbanyak doa menjelang Ramadan.
“Sholat tasbih adalah salah satu amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Ini menjadi momen yang baik untuk introspeksi diri dan memohon ampunan sebelum memasuki bulan Ramadan. Selain itu kegiatan tauziah disampaikan oleh Ustadz Harmaini.
Ia juga menekankan bahwa bulan Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran, meningkatkan amal ibadah, serta memperbaiki hubungan dengan sesama.
Ketua Majelis Taklim Masjid Fisabilillah, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik dalam menyambut Ramadan.
Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya jamaah yang hadir, baik dari kalangan dewasa maupun remaja. Suasana khusyuk menyelimuti masjid sepanjang pelaksanaan sholat dan ceramah.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya persiapan spiritual menjelang Ramadan serta termotivasi untuk meningkatkan ibadah di bulan suci nanti.









